hit tracker

Navigation section

Welcome!

By registering with us, you'll be able to discuss, share and private message with other members of our community.

SignUp Now!
New member
Joined
Sep 26, 2024
Messages
19
Namaku Toni. Well, langsung saja kali ya. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun, yaah mendekati 17 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu.
Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua. Oh iya ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku.

Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun. Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang kepadaku.
Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses. Dan Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 33 tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku. Mama mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit kuning langsat yang menambah kecantikannya. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti perkiraanku salah.

Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “Ton, besok kamu kan ulang tahun.”
Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun kan?”
Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.
“Ton, Mama ingin ulang tahunmu besok menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta

kado apa saja yang kamu mau.”
Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya, “Apa saja Ma..?”
“Iya, apa saja yang kamu mau,” jawab Mama.
Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Toni kan udah gede.”
“Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik.
“Toni rasa udah waktunya Toni tau yang namanya.. seks,” kataku dengan hati-hati.

Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, “Apa nggak ada kado lain yang lebih kau inginkan dari pada itu, Ton..?”
“Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Toni kado sweater atau baju seperti ulang tahun Toni yang udah-udah.” kataku dengan wajah agak muram.
“Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belon bilang mau apa nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk.” kata Mama dengan wajah sabar.
“Jadi.. boleh nggak, Ma..?” tanyaku dengan tidak sabar.
“Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang..” jawab Mama.
“Terima kasih Ma. Toni sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali.
Mama tiba-tiba berkata, “Ton, kamu udah siap menerima kado istimewamu..?” tanya Mama dengan tersenyum manis.
Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab, “Ya jelas siap donk, Ma.”
Setelah selesai makan Mama menggandengku ke ruang televisi.
“Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!” kata Mama sambil menyuruhku duduk di permadani.

Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar dari kamar. Aku terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang beberapa buah CD. Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang dibawanya.
Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XX, VCD yang pertama kuingat berjudul ‘ChowDown’. Setelah duduk di sebelahku, Mama memandangiku sambil berkata, “Kamu udah siap Ton..?” tanya Mama.
“Udah dari tadi Ma.” jawabku.

Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu sedetik kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan.
“Mmmh.. mmhh.. mm..” hanya desahan saja yang terdengar kini dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV.
Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama pun terlihat sudah sangat terangsang.
Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar baju tidurnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama.
“Ahh..!” teriak Mama ketika tanganku menyentuh vaginanya.

Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama menuntun tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepas baju tidur Mama dari tubuhnya. Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana dalam saja. Mama tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai berusaha melepas pakaian yang kukenakan. Aku hanya menurut saja diperlakukan begitu. Dan kini pun hanya tinggal CD saja yang melekat di tubuhku.
Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman.


Hanya desahan saja yang terdengar di ruangan. Lalu perlahan tanganku membuka kaitan BH Mama. Melihat aku yang kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum, lalu tangannya membantuku membuka BH-nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu pun terpampang jelas di depanku.
“Tetek Mama gede banget sih. Toni suka deh,” kataku sambil meraba payudara Mama.
“Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disedot donk Sayang..!” pinta Mama.

Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Mama yang sebelah kiri.
“Aahh.. Ohh.. *****..!” teriak Mama ketika buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.
Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati, sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan tanpa sadar, Mama berusaha melepaskan CD-ku. Aku pun tidak mau kalah. Setelah puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD Mama. Melihat kelakuanku yang tidak mau kalah, Mama hanya tersenyum saja. Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat. Aku hanya dapat menelan ludah melihat tubuh indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.



LANJUTANNYA
 

Info Penting

Sosial Media Open BO dan Asupan Pemersatu Bangsa Paling Update hanya di MiChat.pro

Top