hit tracker

Navigation section

Welcome!

By registering with us, you'll be able to discuss, share and private message with other members of our community.

SignUp Now!
Joined
Sep 26, 2024
Messages
37
Aku masih duduk di bangku SLTP saat itu. Di saat aku dengan teman-teman yang lain biasa pulang sekolah bersama-sama. Usiaku masih terbilang hijau, sekitar tiga belas tahun. Aku tidak terlalu tahu banyak tentang wanita saat itu. Di kelas aku tergolong anak yang pendiam walaupun sering juga mataku ini melirik pada keindahan wajah teman-teman wanita dikelasku waktu itu.

Aku memang tidak seperti David, salah satu temanku yang biasa pulang bersama-sama selepas sekolah usai. Walaupun kulitnya terbilang gelap, hidung besar dan pesek tapi pengetahuannya tentang wanita terbilang banyak. Terlebih mengingat usianya yang hanya terpaut tiga bulan lebih muda dariku.



Temanku yang satu ini tergolong pria playboy. Pacarnya banyak, sering gonta-ganti. Hampir tiap minggu selalu tampil cewek dengan wajah baru disampingnya. Gila memang, walaupun secara jujur buatku seleranya sangat berbeda. Aku senang dengan cewek yang kalem, seperti putrid solo layaknya dengan wajah manis bersahaja. Biasa-biasa saja. Sementara David senang dengan cewek yang agresif dan periang, wajah rupawan bak-Tamara Blezinsky layaknya.



Hal ini jugalah yang membawa aku dan teman-teman yang lain kedalam sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi kami saat duduk dibangku SLTP dulu.

Semuanya bermula dari selera siplayboy David terhadap perempuan. Kebiasaannya untuk tak melewatkan barang sedetikpun perhatiannya terhadap keindahan wanita membawa aku, Syarif dan Bagong kesebuah rumah di komplek pemukiman Griya Permai. Komplek perumahan yang biasa kami lewati saat pulang menuju kerumah masing-masing.

Mulanya aku dan Bagong sedang asyik bercanda, tertawa cekikikan seperti biasa sementara Syarif mendengarkan dengan wajah dingin membeku. Secara tiba-tiba David menepuk pundakku dengan keras. Matanya tertuju kesatu rumah dengan tajamnya. Ternyata disana kulihat ada seorang wanita dengan mengenakan rok mini baru saja keluar meninggalkan mobilnya untuk membuka pintu pagar rumah.



Heh, vid. Kenapa sih elu tiap lihat perempuan mata elu langsung melotot kayak begitu ? tegurku.

Elu itu buta ya, mam. Elu kagak lihat bagaimana bongsornya bodi tuh wanita ?? balasnya cepat.

David, david.. bisa-bisanya elu nilai perempuan dari jarak jauh begini-ini sambung Bagong Itu mata.. apa teropong

Wah, kalau untuk urusan wanita kita nggak pake mata lagi, men. Nih, pake yang disini nih.. dibawah sini jawab David sambil menunjuk-nunjuk kearah kemaluannya.

Kalau gua udah ngaceng, perempuan diseberang planet juga bisa gua lihat kata David dengan senyum penuh nafsu.

Jadi sekarang elu lagi ngaceng, nih ?! tanya Syarif yang sedari tadi hanya bisa tenggelam dengan pikiran-pikirannya.

So pasti, men. Nih kontol udah kayak radar buat gua. Makanya gua tahu disana ada mangsa jawab David dengan lagi-lagi menunjuk ke arah kemaluannya.

Gila lu, vid kataku.

Ha-alah, enggak usak munafik deh mam, elu juga ngaceng kan, waktu melihat roknya siDina kebuka di kelas. Gua kan tau elu juga kan gong ? balas David cepat.

yah, itu kan kebetulan. Bukannya dicari, ya kan mam ? tanya Bagong kepadaku.



Aku sendiri hanya bisa tersipu malu mendengarnya. Didalam hati aku memang mengaukui kalau saat itu paha Dina yang panjang dan mulus telah membuat tongkat kemaluanku berdiri tegak tanpa bosan. Aku memang sering mengamati paha siDina teman kelasku dulu secara sembunyi-sembunyi.

Sekarang begini aja ujar David kemudian Elu pada berani taruhan berapa, kalau gua bisa masuk kerumah tuh wanita ?

Elu itu udah gila kali ya, vid. Elu mau masuk kerumah itu perempuan ?? jawabku cepat.

Udah deh.. berapa ? Goceng ?? tantangnya kepada kami. Sejenak aku, Bagong dan Syarif hanyut dalam kebingungan. Teman kami yang satu ini memang sedikit nekat untuk urursan wanita.

Boleh jawabku pendek.

Goceng ?? potong Bagong cepat Wah gua udah bisa beli mensen tuh

Ha-alah, bilang aja kalau elu takut jatuh miskin. Iya kan, gong ? balas David dengan sedikit menekan.

Siapa bilang, kalau perlu, ceban juga hayo jawab Bagong tak mau kalah.

Oke, oke.. heh, heh, heh. Sekarang tinggal elu nih, rif. Kalau melihat tampang elu sih, kayaknya gua ragu

Heit tunggu dulu ujar Syarif. Dia langsung cepat-cepat merogoh kantong celananya. Selembar uang kertas lima ribuan langsung dikibas-kibaskan didepan kedua mata David.

Gua langsung buktikan aja sama elu.. nih

Oke. Sekarang elu pada buka tuh mata lebar-lebar kata David kemudian.



David langsung berjalan menuju kerumah yang dimaksud. Tampak disana sang pemilik rumah telah memasukkan mobilnya. Saat ia hendak menutup pagar, aku lihat David berlari kecil menghampirinya. Disana kulihat mereka sepertinya sedang berbicara dengan penuh keakraban. Aneh memang temanku ini. Baru saja bertemu muka dia sudah bisa membuat wanita itu berbicara ramah dengannya, penuh senyum dan tawa.



Dan yang lebih aneh lagi kemudian, beberapa saat setelah itu David melambaikan tangannya kearah kami bertiga. Dia mengajak kami untuk segera datang mendekatinya. Setelah beberapa langkah aku berjalan, kulihat David bahkan telah masuk ke pekarangan rumah menuju ke pintu depan rumah dimana wanita itu berjalan didepannya. David memang memenangkan taruhannya hari itu. Di dalam rumah kami duduk dengan gelisah, khususnya aku. Bagaimana mungkin teman kami yang gila perempuan ini bisa dengan mudah menaklukkan wanita yang setidaknya dua puluh tahun lebih tua usianya dari usia kami. Sesaat setelah David selesai dengan uang-uang kami ditangannya, akupun menanyakan hal tersebut.



Gila lu, vid. Elu kasih sihir apa tuh wanita, sampai bisa jinak kayak merpati gitu ?? tanyaku penasaran.

Heh, heh, heh.. kayaknya gua harus buka rahasianya nih sama elu-elu pada jawabnya.

Jelas dong, vid. Goceng itu sudah cukup buat gua ngebo at. Elu kan tahu itu tambah Bagong lagi.

Begini. Kuncinya itu karena elu-elu semua pada blo on jelas David serius.

Apa maksudnya tuh ! tanya Syarif cepat.

Iya, elu-elu pada blo on semua karena elu-elu kagak tahu kalau perempuan itu sebenarnya tante teman gua.. Ferdi tambahnya lagi.

Ferdi, anak kelas satu A tanyaku pensaran.

Ketua OSIS kita, vid ?? tambah Bagong lagi.

Betul. Nah dia itu punya ibu, ibunya punya abang.. nah perempuan ini adalah istrinya

Wah, sialan kita sudah dikadalin nih sama playboy cap kampak kata Bagong.

Itu kagak sah, vid. Itu berarti penipuan sambung Syarif.

Itu bukan penipuan. Kalau elu tanya apa gua kenal kagak sama tuh perempuan, lalu gua jawab enggak.. itu baru penipuan jelas David.



Aku mencium bau pertengkaran diantara teman-temanku saat itu sehingga akupun tidak ingin menambahinya lagi. Terlebih, tidak lama kemudian wanita yang kemudian kami tahu bernama Susan itu, datang dengan membawa minuman segar buat kami.

Ada apa kok ribut-ribut. Kelamaan ya minumannya ? tanya tante Susan. Suaranya terdengar renyah ditelinga kami dan senyumannya yang lepas membuat kami berempat langsung terhenyak dengan kedatangannya yang tiba-tiba.


LANJUTANNYA
 

Info Penting

Sosial Media Open BO dan Asupan Pemersatu Bangsa Paling Update hanya di MiChat.pro

Top